Oleh:
Dr. Ali Anwar, M.Pd.I
(Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan)
Ciri keaslian pesantren adalah kemandirian. Kemandirian entah ditopang kekuatan ekonomi Kiai atau ekonomi aset lembaga. Awal pendirian pesantren ditopang oleh kekuatan ekonomi Kiai. Dalam perjalanannya menjadi tertopang putaran ekonomi lembaga.
Pesantren mengajarkan bukan saja fokus pada bidang pendidikan. Bidang lain seperti bidang ekonomi juga menjadi media atau sarana pendidikan. Putaran ekonomi di pesantren memiliki dua fungsi, yaitu fungsi topangan kekuatan pesantren dan fungsi sebagai media edukasi para santri.
Kemandirian ekonomi pesantren dalam perkembangannya, bukan saja tertumpu pada pola ekonomi tradisional, tapi sudah merambah pada pola pengembangan ekonomi baru.
Di pesantren Sunan Drajat, memiliki PT, pabrik air mineral, pabrik garam, konveksi, bordir digital, mini market, percetakan, pabrik mengkudu, biro perjalanan haji umroh, baitul mal wa tanwil (BMT), juga usaha-usaha kecil lainnya seperti perdagangan di berbagai pertokoan.
Dengan santri sekitar 12 ribu maka berlaku putaran kebutuhan yang sangat besar. Belum kebutuhan yang dikerjasamakan dengan masyarakat sekitar. Lahirnya kekuatan ekonomi baru di pesantren menjadi topangan kuat pendidikan yang menjadi tujuan pendirian pesantren. Juga memiliki dampak sosial yang bagus. Baik diinternal pesantren maupun di eksternal pesantren.
Semua akan berjalan baik dan maksimal jika terjadi kerukunan antar keluarga dan para pengelola. Kerukunan menjadi kunci utama pesantren. Kerukunan bisa diciptakan dengan cara membagi peran yang berbeda untuk saling menguatkan. Semua lini harus dirambah. Baik bidang politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lainnya sebagai topangan bidang pendidikan.
Untuk memeratakan peran yang melahirkan penguatan, maka distribusi pendidikan generasi juga harus dibagi. Dengan perkembangan yang ada, generasi pengelola saat menempuh pendidikan harus menggali ilmu yang berbeda. Mungkin anak kiai selain belajar di pondok juga harus belajar di jurusan berbeda-beda. Ada yang mengambil jurusan sospol, jurusan ekonomi, jurusan ilmu budaya, jurusan sain, jurusan humaniora dan lainnya.
Dengan demikian dalam perkembangannya akan menguatkan keberadaan pesantren. Terutama di masa-masa yang akan datang sesuai kebutuhan kekinian dan kekedepanan.
Lamongan, 15 September 2019
*Tulisan ini telah terbit di beranda Facebook Ali Anwar Mhd
Tinggalkan Komentar