Bencana gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu, Sigi dan Donggala Sulawesi Tengah beberapa hari yang lalu meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia khususnya para korban bencana. Peristiwa yang terjadi pada hari Jum’at (28/9/2018) itu meratakan rumah beserta penghuninya sehingga menewaskan lebih dari 1.600 jiwa dan 2.000 orang luka-luka serta ratusan orang dinyatakan hilang.
Atas kejadian ini banyak elemen masyarakat melakukan aksi solidaritas dengan cara mengumpulkan bantuan baik berupa uang maupun barang untuk kebutuhan korban bencana. Tak terkecuali para aktivis mahasiswa Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk yang melakukan penggalangan dana.
Sejumlah mahasiswa turun ke jalan untuk mendapat simpatisan dari para pengguna jalan. Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap para korban bencana yang membutuhkan tempat tinggal, pakaian, makanan dan obat-obatan.
“Ini murni kegiatan sosial, kami sangat prihatin dengan saudara kita yang sedang kena musibah. Jangankan makan, tempat tinggalpun mereka tidak punya. Mudah-mudahan dana yang terkumpul nanti dapat meringankan para korban bencana.” ungkap Diana Elfiyatul Afifah, Presiden Mahasiswa (Presma) IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Selasa (2/10/2018).
Kegiatan yang dikomando langsung oleh Presma ini berlangsung mulai tanggal 2 hingga tanggal 7 Oktober 2018 mendatang. Selama seminggu, para mahasiswa yang mayoritas semester 5 tersebut akan menyisir tempat-tempat setrategis untuk mendapatkan dana. Lokasi yang menjadi titik aksi ini diantaranya Jalan Ahmad Yani, Alun-Alun dan Perempatan Terminal.
“Yang pasti kami akan mendatangi tempat-tempat keramaian misalnya di Alun-alun dan Terminal. Kami juga sempat masuk ke kelas yang saat itu kebetulan ada tes tulis calon mahasiswa baru. Jika memungkinkan, kami juga akan masuk ke beberapa desa.” ujar Diana.
Mahasiswi jurusan Akhlak Tasawuf semester 7 ini juga menjelaskan, dana yang terkumpul nantinya akan dilaporkan ke pihak Kampus dan dikirim ke lokasi bencana.
“Kami akan menyalurkan bantuan setelah semua dana terkumpul. Tentunya akan koordinasi dulu dengan kampus karena kebetulan salah satu Dosen IAI Diponegoro akan berangkat ke lokasi bencana untuk memberikan bantuan.” pungkasnya.
Meskipun dana yang terkumpul tidak sebanding dengan kerusakan disana, paling tidak bantuan tersebut dapat meringankan beban para korban.